JAKARTA - Gunung Rinjani, ikon alam Lombok, tetap menyambut para pendaki meski wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) tengah memasuki musim hujan.
Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) memastikan aktivitas pendakian masih dibuka, namun menekankan pentingnya kewaspadaan ekstra bagi wisatawan yang ingin menaklukkan puncak gunung tertinggi di Pulau Lombok ini.
Kondisi Pendakian Saat Musim Hujan
Kepala Balai TNGR, Yarman, menegaskan bahwa kondisi saat ini masih relatif aman untuk pendakian. “Saat ini (pendakian) masih tetap dibuka. Kami mengikuti perkembangan cuaca, saat ini masih relatif aman,” ujarnya.
Menariknya, Yarman menyebutkan bahwa pemandangan di jalur pendakian Rinjani justru lebih memikat saat musim hujan. Lembah hijau, air terjun yang melimpah, dan udara segar menjadikan pengalaman mendaki lebih menakjubkan. Namun, pesona itu datang dengan tantangan ekstra. Pendaki harus menyiapkan diri lebih matang dibanding musim kering.
“Gunung Rinjani memang selalu menarik untuk dikunjungi, apalagi ketika musim hujan. Tetapi melakukan pendakian di musim hujan memang diperlukan persiapan yang ekstra,” kata Yarman.
Perlengkapan Wajib untuk Pendaki
Balai TNGR membagikan beberapa perlindungan wajib yang harus dipersiapkan sebelum memulai pendakian di musim hujan:
Perlengkapan Anti Air: Jas hujan dan cover bag untuk melindungi ransel dari basah.
Sepatu Tahan Air: Penting untuk menjaga kaki tetap kering dan mengurangi risiko hipotermia.
Selain perlengkapan fisik, pendaki juga disarankan membawa alat bantu navigasi seperti kompas, GPS, atau aplikasi peta offline. Ini penting untuk menjaga arah saat kondisi cuaca buruk atau visibilitas rendah akibat hujan lebat dan kabut.
Kewaspadaan Terhadap Kondisi Jalur
Yarman mengingatkan pendaki untuk selalu memeriksa prakiraan cuaca terbaru sebelum berangkat. Kondisi hujan membuat jalur yang biasanya aman menjadi licin dan berbahaya. Risiko terpeleset menjadi lebih tinggi, terutama di area berbatu atau tanjakan curam.
“Tentu kalau hujan, jalur yang biasa dilalui juga akan menjadi licin, sehingga kami perlu ingatkan kepada para pendaki untuk selalu waspada,” ujarnya.
Pendakian Rinjani memiliki musim resmi yang ditetapkan Balai Taman Nasional. Meski aktivitas tetap dibuka di musim hujan, Yarman menyarankan pendaki untuk menunda perjalanan jika prakiraan cuaca menunjukkan badai atau kabut tebal.
Keputusan ini bukan hanya soal keselamatan pribadi, tetapi juga untuk menjaga keamanan jalur pendakian dan kelestarian alam.
Persiapan Fisik dan Mental
Selain perlengkapan dan kewaspadaan, faktor fisik pendaki juga sangat penting. Musim hujan dapat menambah tantangan fisik karena medan yang basah dan berat. Pendaki disarankan membawa cadangan makanan dan air yang cukup, karena perjalanan di jalur basah biasanya memakan waktu lebih lama dibanding musim kering.
Pendaki juga dianjurkan untuk mendaki dalam kelompok atau bersama pemandu resmi. Hal ini tidak hanya membantu keselamatan saat jalur licin, tetapi juga memudahkan koordinasi dalam kondisi darurat.
Keindahan Alam Rinjani di Musim Hujan
Pesona Rinjani tidak berkurang di musim hujan. Justru, alam menunjukkan sisi lain yang memukau:
Air Terjun Melimpah: Debit air lebih besar, menciptakan pemandangan dramatis.
Lembah Hijau: Hutan dan padang rumput terlihat lebih segar.
Danau Segara Anak: Kabut tipis menambah nuansa mistis dan menawan.
Dengan perlengkapan lengkap dan kewaspadaan, pendaki tetap bisa menikmati keindahan ini tanpa mengorbankan keselamatan.
Tips Keselamatan dari TNGR
TNGR menekankan beberapa tips keselamatan penting:
Periksa status jalur dan prakiraan cuaca beberapa hari sebelumnya.
Gunakan perlengkapan anti air dan sepatu tahan air.
Bawa alat navigasi dan cadangan makanan/minum.
Daki bersama kelompok atau pemandu resmi.
Hindari pendakian saat badai atau kabut tebal.
Mengikuti tips ini memastikan pengalaman mendaki tetap aman sekaligus menyenangkan.
Gunung Rinjani tetap menyambut para pendaki meski musim hujan tiba, dengan catatan setiap pengunjung harus menyiapkan perlengkapan lengkap, memeriksa prakiraan cuaca, dan selalu waspada terhadap kondisi jalur.
Balai TNGR menekankan bahwa keindahan alam Lombok tetap bisa dinikmati, tetapi keselamatan harus menjadi prioritas utama.
Musim hujan bukan penghalang, melainkan tantangan baru bagi pendaki. Persiapan ekstra, kewaspadaan, dan kepatuhan terhadap aturan TNGR akan menjadikan pengalaman mendaki Rinjani tetap aman, menyenangkan, dan penuh kenangan.
Bagi pecinta alam, pengalaman mendaki di musim hujan menawarkan sensasi berbeda: alam yang segar, jalur yang menantang, dan pemandangan yang lebih dramatis. Dengan perencanaan matang, pendakian Gunung Rinjani tetap bisa menjadi pengalaman tak terlupakan.